Kamis, 23 Oktober 2014

Album Hip-Hop Simalungun Fabo Rilis Awal Tahun

Album Hip-Hop Simalungun Fabo Rilis Awal Tahun
 
Tribun Medan
Franswell Fabo Sumbayak
Laporan Wartawan Tribun Medan, Liston Damanik
TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Terinspirasi para rapper lokal yang sering ia temui semasa kuliah di Yogyakarta, Franswell Fabo Sumbayak menapak di jalur musik hip-hop yang menggunakan bahasa ibu.
Aktif menjadi penyanyi di genre yang sering disebut musik merepet sejak 2006, pemuda asal Pamatangraya ini siap meluncurkan album rekaman pada awal tahun 2012 nanti.“Tinggal video klipnya saja. Sebagian video yang aku buat sewaktu masih di Yogya,” kata Fabo saat Tribun menjumpainya di workshop Jalan Farel Pasaribu, Rabu (14/12/2011).
Selain menyanyi, ia juga punya label fesyen, Fabo Production, yang telah dirintisnya sejak masih kuliah.
Rapper yang banyak terpengaruh Eminem dan 50 Cent ini menceritakan, album berisi sebelas lagu yang belum ia beri titel itu ditujukan khusus untuk pasar Siantar-Simalungun. Ia sadar market hip-hop Simalungun tidak seluas hip-hop Jawa yang sifatnya lebih kosmopolit.
Mengusung semangat sejarah kemunculan hip-hop, lagu-lagunya banyak bercerita tentang kondisi riil masyarakat Simalungun. Lagu dengan campuran musik reggae “Huta Raya”, misalnya.
“Berada di Raya, saya merasa tidak ada tempat yang bisa membuat saya lebih bahagia. Tapi, kenyataannya apa sih yang berubah disana? Ya, begitu-begitu saja,” kata Fabo menceritakan isi lagunya.
Album ini, menurutnya, juga menjadi proposal bagi standar baru pembuatan video klip lagu-lagu tradisional di Simalungun yang selama ini menurutnya sudah ketinggalan jaman.
“Selama ini kan penyanyi atau trio disuruh berdiri dan menyanyi. Lalu dibiarkan saja terus begitu,” katanya tersenyum jenaka.
Fabo mengaku tidak cukup kuat pada aspek musikalitas dan karenanya bekerjasama dengan para pembuat beat dari Yogyakarta, Fabo fokus di lirik. Fabo yang dulunya suka membuka Bibel berbahasa Simalungun untuk memperkaya perbendaharaan kata, sekarang ini sudah cukup punya wawasan untuk memasukkan berbagai macam umpasa (pantun Simalungun) ke dalam lagu-lagunya.
“Halambir ni sin Damak. Mangusta ma ibagas. Aha pe nini halak. Uhurta ma ibagas,” ucap Fabo mencontohkan salah satu umpasa yang ia pakai.
Pencinta musik dan budaya yang ingin mengetahui kebolehan rapper satu ini bisa mendengar beberapa lagu di fan page Fabo Sumbayak (musisi) di Facebook.

Kamis, 10 Juli 2014

aksara simalungun

aksara simalungun atau surat sapulusiah

kita harus mencintai aksara batak simalaungun , karen kita tidak mencintai dan juga pahamaksara batak simalungun selakukita orang batak dan apalagi kita orang yang berada di simalungun harus mengetahui semuanya itu tersebut karena itu penting untuk memajukan dan mejaga supaya peniggalan dan budaya kita tetap terjaga ini dia surat simalangun yang kita kenal aksara simalungun atau juga sering disebut surat sapulu siah (190)

gambar diatas adalah gambar aksara simalaungun dan juga aksara batak lainya seperti batak karo batk toba bata batak mandailing dan batak pakpak 
Bahasa Karo dan juga  Simalungun sering disebut sebagai dua bahasa yang begitu berbeda sehingga sulit berkomunikasi satu dengan  lain. Akan tetapi,daerah daerah di perbatasan Karo dan Simalungun tidak ada masalah komunikasi karena di situ masing msaing bahasa memiliki banyak kata dipinjam dari seberang pembatas mereka. Hal demikian terjadi bukan bukan saja dari segi bahasa mereka , dari segi budaya pula tidak ada perbedaan yang begitu mencolok di antara kampung Simalungun dan juga  karo di daerah perbatasan. Demikian juga halnya di daerah perbatasan antara bahasa atau budaya Karo dan juga Pakpak atau Pakpak dan Toba sekalipun.
Posted by: france purba
 
sumber

Tari Tarian Simalungun

Budaya Simalungun (Tari Toping-Toping dan Tangis-Tangis)

Tari Toping-topingPeralatan musik pada acara pestaToping-toping dan tangis tangis adalah jenis tarian tradisional dari suku Batak Simalungun yang dilaksanakan pada acara duka cita di kalangan keluarga Kerajaan. Toping-toping atau huda-huda ini terdiri dari 3 (tiga)m bagian, bagian pertama yaitu huda-huda yang dibuat dari kain dan memiliki paruh burung enggang yang menyerupai kepala burung enggang yang konon menurut cerita orang tua bahwa burung enggang inilah yang akan membawa roh yang telah meninggal untuk menghadap yang kuasa, bagian yang kedua adalah manusia memakai topeng yang disebut topeng dalahi dan topeng ini dipakai oleh kaum laki-laki dan wajah topeng juga menyerupai wajah laki-laki dan kemudia topeng daboru dan yang memakai topeng ini adalh perempuan karena topeng ini menyerupai wajah perempuan (daboru). Pada tanggal 06 s/d 08 Agustus 2009 tepatnya di Kota Perdagangan Pematang Siantar diadakan acara yang disebut dengan Pasta Rondang Bintang, acara ini dilaksanakan secara rutin setiap tahunnya. Dalam acara ini digelar berbagai kegiatan seni dan budaya diantaranya berbagai jenias tari daerah Simalungun, Festival Lagu daerah, permainan tradisional (Jelengkat atau enggrang) dan Festival Toping-toping dan tangis-tangis.
topingtoping dan tangistangisFestival toping-toping dan tangis-tangis ini diadakan pada acara Pesta Rondang Bintang dengan tujuan untuk mengangkat dan mengembangkan kembali peranan toping-toping atau tangis-tangis yang biasanya dilaksanakan pada saat acara duka cita di daerah Simalungun. Pada Zaman dahulu penampilan huda-huda atau toping-toping dan tangis-tangis hanya dilaksanakan dikalangan keluarga kerajaan saja dan karena sekarang keberadaannya sudah tidak ada lagi, maka akan diaktifkan kembali dalam kehidupan sehari hari. Dari sekian lama Pesta Rondang Bintang dilaksanakan baru kali ini diadakan festival toping-toping dan tangis-tangis karena dari pengamatan dan pantauan dilapangan sudah sangat jarang dan biasanya acara ini juga dilaksanakan jika orang yang punya hajatan adalah orang yang sudah saur matua atau orang yang sudah lengkap anak, cucu dari masa tuanya.
Tangis-tangis (mangandung/menangisi orang yang telah maninggal)Dengan keragaman budaya yang ada di Indonesia, tentanya kebudayaan ini sangatlah penting arti dan manfaatnya dimasa mendatang, oleh sebab itu diharapkan hendaklah kita dapat melestarikan budaya peninggalan nenek moyang kita yang diwariskan kepada kita dan anak cucu kita. Kalau ditinjau dari segi jenis tarian dan kebudayaan, tari toping-toping dan tangis-tangis ini tidak dapat kita jumpai dimanapun terkecuali di daerah Simalungun dan ini akan menjadi aset atau kekayaan budaya daerah Simalungun khususnya dan Sumatera Utara juga Indonesia pada umumnya, oleh sebab itu marilah kita menjaga dan mengembangkan kekayaan budaya yang kita miliki.

 

sumber :

 http://bilisitungkir.wordpress.com/2009/09/11/budaya-simalungun-tari-toping-toping-dan-tangis-tangis/

Sabtu, 07 Juni 2014

Ditemukan 20 Benda Peninggalan Sejarah Simalungun


Patung Pangulu Balang yang kondisinya telah rusak
Simalungun simantab.com – Komunitas Jejak Simalungun (KJS) mengklaim telah menemukan 20 benda berbagai bentuk yang dinilai merupakan benda peninggalan sejarah Simalungun.
Hal ini disampaikan Sutan Saragih, salah seorang anggota KJS, kepada Simantab, Jumat (26/07/2013), melalui seluler. Dia mengatakan, temuan terhadap 20 benda itu diperoleh dari berbagai tempat yang memiliki arti bagi bangsa Simalungun. Benda yang ditemukan secara keseluruhan merupakan benda yang berkaitan dengan budaya ataupun sejarah Simalungun.
“Ada berbagai jenis dan berbagai bentuk temuan itu diantaranya, patung Panglima Bongkok yang ditemukan di Tanah Jawa dan berbagai macam lainnya,” ucap Sutan.
Dijelaskan, benda itu disayangkan kondisinya telantar dan tidak terawat di berbagai tempat. Akibatnya dapat saja mengalami kerusakanm ataupun hilang karena perlakukan tangan – tangan jahil.
Contohn ya, temuan KJS pada tanggal 8 Mei 2012, terdapat tujuh buah patung pangulu balang lokasi di Dolok Malela, dengan kondisi tanpa pagar pelindung, atap pelindung dan plank cagar budaya. Parahnya, keadaan kepala patung tersebut telah patah dan mengalami kerusakan.
Lalu patung serupa temuan KJS, yang berada di Saribu Dolok, Kecamatan Dolok Panribuan, diperkirakan berjumlah tujuh buah berdampingan dengan bentuk lingkaran. Patung di tengah perladangan ini juga tidak terawat dan sama dengan temuan pada lokasi Dolok Malela tampa perlindungan dan tanda plank.
“Dengan keadaan barang – barang berharga milik Simalungun nantinya mampu “pembentuk” pemersatuan karakter budaya Simalungun. Kami berharap agar sudi kiranya pihak pihak terkait melakukan perawatan sebaik mungkin, dan dapat saja melalui stoakholder bersangkutan. Benda itu bisa saja menjadi borsak atau silsilah yang mampu menjadi ‘roh’ untuk Simalungun. Oleh karenanya diperlukan perawatan yang sungguh sungguh,” ucap Sutan.
Pemberlakukan terhadap benda peninggalan seperti ini, adalah suatu karya besar bentuk penghormatan bagi pendahulu, bagi para ‘Sipuka Huta’ dan bagi pencipta sejarah di Tano Habonaron Do Bona.
Menurutnya, sejauh ini KJS memang kerap mencari informasi infomasi guna pengembangan ilmu ataupun pemahaman bagi sejarah Simalungun. Ini dilakukan dengan melakukan penggalian – penggalian masukan ataupun apapun itu dan dimanapun.
“Kita rasakan memang ada kendala yang menghadang, untuk membuka “selimut terselubung” atas sejarah ataupun peninggalan Simalungun. Tetapi kita akan tetap mengambil peran demi kepentingan sejarah Simalungun, karena bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati sejarahnya,” ucap Sutan.
Dia juga menambahkan, beberapa item informasi yang belum mereka lakukan ekspedisi guna penggalian lebih dalam lagi dan terbentur di massalah financial, seperti untuk mengembangkan info situs Haranggaon Nagur yang masih ada di Desa Tenobe, Sipispis, Kabupaten Deli Serdang, dan batu makam kuno bermotif Simalungun Hindu di daerah Desa Sokur, Kecamatan Silau Kahean, Kabupaten Simalungun.(Hardy Daulay)

Jumat, 07 Maret 2014

Partuturan Simalungun


“PARTUTURAN NI SIMALUGUN”
Anggo bantta Simalungun, tutur do patugahkon pardohor atap pardaohni partaliani pardiha”on (kekeluargaan) Partuturan ni SIMALUNGUN Boido ibagi hita jd piga” grup. Napatugahma ijon sonaha ragam ni partuturan aima : A. TUTUR MANORUS (tutur langsung)

  • OMPUNG§ BAPA
  • INANG
  • ABANG
  • ANGGI§ BOTOU
  • AMBORU
  • MAKKELA
  • TULANG§ ANTURANG
  • PARUMAEN§ NASIBESAN
  • HELA
  • GAWEI / EDA
  • LAWEI
  • BOTOU BANUA
  • PAHOMPU
  • NONO
  • NINI
  • SIMA-SIMA
  • SIMINIK
On ma na isobut TUTUR MANORUS.

  1. ANTURANG (nantulang) = Istri dari tulang, istri dri saudaranya tulang, ibu dari besan (mertua dri saudara laki” istri kita)
  2.  PARUMAEN = Menantu perempuan, menantunya sepupu kita, anak perempuan dari saudara laki” istri kita, namboru dan makkela juga marparumaenya sama istri kita.
  3. NASIBESAN = istri dari saudara laki” istri kita dan istri sepupunya. Kalau anda perempuan maka NASIBESANNYA adalah suami dari saudara perempuan suami kita.
  4. HELA = menantu laki” kita
  5. GAWEI = EDA, antar perempuan : anak perempuan dari namboru, istri dr anak laki namboru. Istri dr saudara laki” kita dan sebaliknya.
  6. LAWEI = LAE antar laki” sama halnya dgn Gawei.
  7. PAHOMPU = cucu
  8. NONO = Cucunya anak kita, ada juga beberapa tempat di SIMALUNGUN menyebut cucunya anak perempuan kta.
  9. NINI = Kebalitan dari NONO.
  10. SIMA-SIMA = anak dari nono maupun nini.
  11. SIMINIK = semua generasi keturunan yang dibawah SIMA-SIMA. Ini kebanyakan dipakai hanya dgn SECARA RELIGIUS.
B.TUTUR HOLMOUAN (KELOMPOK)
Napatorang ma use baua jujurni tutur ibagas na mardiha-diha. Humbani tutur Holmouan on do taridah sonaha TURPANI / SORGIHNI padalan ni adat itongah jabu ni hita SIMALUNGUN,
Aima :
  • OMPUNG NINI
  • OMPUNG MARTINODOHON
  • OMPUNG DALAHI
  • BAPA TUA
  • BAPA GODANG
  • INANG TUA / GODANG
  • BAPA TONGAH
  • BAPAGIAN
  • SANINA SAPANGANONKON
  • SAPANGANONKON
  • PARIBAN
  • TONDONG BOLON / JABU
  • TONDONG PAMUPUS
  • TONDONG BONA
  • TONDONG MATA NI ARI
  • TONDONG NI TONDONG
  • TONDONG MANGIHUT
  • ANAK BORU JABU
  • PANOGOLAN
  • BORU AMPUAN
  • ANAK BORU MINTORI
  • ANAK BORU MANGIHUT
  • ANAK BORU SANINA
On ma haganup Turpani tutur HOLMOUAN (KELOMPOK)
  1. SANINA SAPANGANONKON = sepupu dari bapa / ibu / ompung Kita dan yang satu marga dgn kita.
  2. SAPANGANONKON = Tulangnya menantu kita, sepupunya ibu kita.
  3. PARIBAN = sepupu perempuan istri kita# TONDONG BOLON/JABU = orang tua dan saudara laki”nya istri kita
  4. TONDONG PAMUPUS = saudara laki”nya ibu kita
  5. TONDONG BONA = saudara laki”nya nenek kita (pamupus ni bapa kita)
  6. TONDONG MATA NI ARI = namamupus ompung diri (tulang ni ompung)
  7. TONDONG NI TONDONG = Saudara laki”nya mertua perempuan kita (tulangnya istri kita)
  8. TONDONG MANGIHUT = Kel.dari menantu perempuan kita, kel.dari istri saudara laki” bapa kita dan kel.dari istri sepupu laki” kita. Ada yg menyebut dgn TONDONG RIAP.
  9. ANAK BORU JABU = Makkela diri na dob irajahon biasani makkela sikahanan, on ma ihut”an ni sagala boru. Sipartanggung jawab, ibani sagala horja adat malas niuhur barang pusok niuhur. Ado g do namanobut ANAK BORU SIHABOLONAN
  10. PANOGOLAN = anak laki” dan perempuan dari saudara perempuan kita.
  11. ANAK BORU AMPUAN = Suami dari boru kita (marga na legan humbani boru diri)
  12. ANAK BORU MINTORI = anak perempuan / suami dari saudari perempuan kita.
  13. ANAK BORU MANGIHUT = Lawei mangihut botou atappe boru marhalahon ni sanina marhalahon ni inang
  14. ANAK BORU SANINA = Anak boru mintori na samargahon pakon diri. Janah adong do homa na manobut ABS on GAMOT. Tugas pakon fungsi ni ABS boi gabe sanina, boi homa gabe boru. Na bikkat jd ABS humbani tutur sanina atappe sapanganonkon diri, anggo lang dong behumbani sibiak boru (nabijak marsahap ampa mangatur)
On ma haganup turpani tutur manorus pakon hatoranganni. Sangaja do nadeba lang iubah hanami hu bahasa indonesia halani mabiar hanami salah mangartihon. Marlanjut ope use bani panorang nalaho roh halani dongpe sada bagian nari (TUTUR NA TIPAK atappe PARTUTURAN KEHORMATAN)
C. TUTUR NATIPAK ( PARTUTURAN KEHORMATAN)
Anggo na tangar marsahapi samah sidea gatih do natangar tutur manggantihon goranni, tutur natipak (orang kedua) lang pantas igorani be goranni napirnasahapkon ai, isarani :
  1. MAR-KAHA= Panggilan kita buat istri abang kita, istri abang sepupu, sapanganonkon diri siabangan. Kalau kita perempuan MARKAHAnya kita sama suami dari anak perempuan dari kakak ibu kita (suami kakak sepupu)
  2. MAR-NASIKAHA = Istri kita ke abang kita, abang sepupu, Sapanganonkon, semua abang menurut tutur (adat)
  3. MAR-NASIANGGIKU => Semua istri dari tutuq adek kita.
  4. MAR-ANGGI => kita (perempuan) ke suami dari adek kita perempuan
  5. MAR-HAM => Kita ke orang yg lebih tua dari kita, orang yg belum kita tau jelas partuturan kita dan kepada orang yg kira” seumuran dgn kita.
  6. MAR-HANDIAN => Hampir sama dgn MARHAM pemakaiannya dan pemakaiannya lebih luas lagi artinya. Di daerah BANDAR Boleh juga dipakai kepada perempuan.
  7. MAR-DOSAN => Dipakai perempuan (ibu pengasuh, dayang” atappe puan”) ke sesamanya yang sudah lansia.
  8. MAR-ANAHA => Dipakai puan” kepada laki” muda atau Garama.
  9. MAR-KAKAK => Antara perempuan ke perempuan ke yg lebih tua darinya.
  10. MAR-AMBIA => Sesama laki” ke orang yg sama umurnya atau ke lebih muda dari kita.
  11. MAR-HO => kepada saudara kandung yg dibawah umur kita. Dibeberapa daerah sekarang ini ada yg menyebut ke istrinya.
  12. MAR-HANIMA => sobutan bani binuat diri (agak kasar) atap bani sitoruhan umur ni hun diri (lobih hun bani sahalak), atappe hubani botou diri.
  13. MAR-NASIAM => Sebutan kepada orang yg umurnya diatas kita (lebih dari satu org)
  14. MAR-AKKORA => Sebutan org tua kepada yg lebih muda yg dekat hubungan familynya (tuturnya)
  15. MAR-ABANG => Kepada abang kita dan org yg lebih tua dari kita.
  16. MAR-TUAN => Bani sijolom huta sapari atappe bani haturunan ni raja anggo songon sapari.
  17. MAR-BORU TULANG => org yang menikah dgn boru tulangnya.
  18. MAR-SIBURSOG => Panggilan kepada anak yg baru lahir kalau dia laki-laki.
  19. MAR-SITATAP => Panggilan kepada anak yang baru lahir kalau dia perempuan.
  20. MAR-PANG / PAN PAN NANG / NAN => Partigoranan bani nadob dong tubuh niombah ni, isarani anggo tubuh anakni sikahanan atap dalahi porini, i baen goranni si Goldo. Pang Goldo ma bapa, nan-Goldo ma panggorananni bani inang.
  21. MAR-BAYA => panggilan perempuan yg sama umurnya(sebaya) atau lebih muda dari kita.

Inilah semua sebutan (PARTUTURAN SIMALUNGUN) Menurut adat SIMALUNGUN!!!

Sumber dari  http://simalungunonline.com

Sabtu, 01 Maret 2014


Hubani naihormat bapa pejabat
Ijo hanami tuppu janah bahat
Kawahkon hanami kelompok pengangguran
Dong hossi namagoan
Pengangguran jadi sasaran
Reff : Ekonomi kurang lancar 100 perak pe hupalar
Hupatuppu tuppu mamboli rokok sabatang
In pe sipata santing hanami
Naso marpassarian

Sedo hanami rayoh sedo nami dajal
Aha pe horjai ra do hanami asal ma halal
Ijo hanami tuppu paimahon balosmu
Utang tambah lutu passarian nami pe lang manottu. Hu ja pelakkah nami sai tong I serleng jolma sihol marhorja ase unang I pandang hina

DOWNLOAD IJON

Sabtu, 24 November 2012

KAMUS BAHASA SIMALUNGUN-INDONESIA


KAMUS BAHASA SIMALUNGUN-INDONESIA-INGGRI

abang : kakak laki-laki

age, agena : 1) biarin; 2) walau

amang : ayah

amang-amang : suami

ambasang : jenis mangga seperti kuini

ambia : orang ketiga tunggal berkelamin laki-laki

ambit : kalau

andohar : semoga

andaliman : sejenis rempah-rempah, berbau aromatis, terasa getir-pedas-enak di lidah, penambah nafsu makan

angkula : badan

apit, (h)apit : kempit, jepit

apoh : hibur

apuy : api

attigan : kapan



B

babuy : babi

bagas : dalam

bagot : aren

bah : sungai, air

bahat : banyak

balang : belalang

balau : biru

baliang : anjing

baluhat : wadah air terbuat dari bambu

bajan : 1) banyak, 2) buruk

bam : untukmu

bamu : untukmu

barbar : bacok=berasal dri istilah kekejaman Pasukan Barbar. sebelum ada Poupou(bentuk) harus di-barbar

begu : 1) hantu, 2) harimau

begu-begu : hantu, wujud dari roh yg hanya dapat dilihat org yang memiliki indra ke enam atau bawah alam sadar

binanga : sungai, kali

binongei : pinggang

birong : hitam legam

bituha : perut

boi : bisa, dapat

bois : habis

boras : beras

boras pati : cecak

bosar : besar

botou : saudara lain jenis, panggilan dari laki-laki pada saudara perempuan dan sebaliknya

busung : buncit

butong :1) kenyang, 2) bengkak



C



D

darang : kudis

dear : baik

dob : sudah, telah

dong (adong) : ada

dukkap : 1) tambal, 2) tumpah.



E





F



G

galuh : ketela, singkong

gaol : pisang

gerger:merah

gulissah ; 1) tidak tenang, selalu bergerak, 2) khawatir

gura : mendidih



H

habang : terbang

hail : pancing

halosi : sejenis tumbuhan perdu, dapat dijadikan sayur

haru : 1) haru, 2) walau

hasoman : kawan

hata : kata

hatirongga : pacar air (Latin:Impatiens balsamina), ejenis kembang, bunga

hiou : sarung

hubang : lumpur

huning : kuning



I

inang : ibu, bunda

inang-inang : 1) istri, 2) ibu-ibu di pasar

inum : minum

ipon : gigi

inggou : lagu, nyanyian

issak-issak : menyembur-nyembur

issop : rokok



J

jabolon : duli, hamba, budak

jenges : cantik, ayu, bagus

jagur : ikal, keriting



K

kalihir : tusuk hidung ternak (pada kerbau, sapi, dll)

kaling : kaleng wadah cairan berisi 20 liter



L

lang : tidak

lassei, mapas : remeh

lassina : cabai

lata-lata : segala tumbuhan muda tetapi bukan pucuk

legan : lain

leto : burung puyuh

littun : lari, kabur

lopak :putih



M

madabuh : jatuh

magou :hilang

maisak: malas

malluppat: melompat

maluah:lepas

malum : 1) sembuh, 2) menjadi dingin

mambogei, manangar ; mendengar

manabi:memanen padi dgn ani-ani atau sabit.

manapu : menyapu

maningon : mesti, harus

mangan :makan

manege : menampi

manortor : menari

mardomdom:dendam

maringgou : menyanyi

marujunggoluh : meninggal dunia

mase : mengapa

manohu : mengunjungi

mardahan ; memasak

maringori : berantam,

majangin : ngeri

maragat: mengambil tuak/bagot dari pohon aren

marayoh : malas

mardawan begu : kawin dengan semarga

mardogey :melepas bulir padi dgn cara menginjak-injak.

mardum : mengunyah beras

marlintun : berlari

martonnggo : berdoa

marsirang : bercerai

martabuni:bersembunyi

martidah : menanam padi di ladang darat

martinggil : bertengkar

martukkot : memakai tongkat

masiak : pedas

matei : mati

mayub : hanyut

memeng : hantu

minum : minum

misir : berangkat

modar : kumal

mosor : geser



N

natoras : ayah/ibu atau keduanya

natu : alat kelamin laki-laki

nokkan : tadi

nahinan : dahulu kala

narokko : neraka



O

omei : padi

onom : enam

oppung : orang tua dari orang tua

oppat : empat

oppot : teruskan, lanjutkan, ulangi



P

pakkei : telaten

pokkut : tekun

pakon : dengan, serta

pias : perangkap burung puyuh

pinggol : telinga

pitung : buta

ponop : (ter-)sembunyi, tidak terlihat



R

ra : mau, hendak

ratah : hijau



S

salosei : selesai

saut : jadi

sayat, manayat ; potong, memotong

seda : rusak

seng : 1) atap dari logam (zincum); 2) tidak



T

tabi : tabik

tabu : waluh

tagil : bacok

tangi : dengar

tangar : mendengar

tarsonggot : terkejut

tenger : keras

tenggen : mabuk

tete : alat kelamin perempuan

tonduy : roh

tonton : dada

tuan : tuan

tunggaling : terbalik

toguh : 1) menuntun, 2) kukuh, erat, kuat

tolpus : tembus

tong : selalu, tetap

tonggo : doa

toras : tua bangka

tori : 1) teri, 2) penjaga, pendukung, pelindung

torih : cari

tundal : membelakangi

tunggung : agung

tutung, matutung : bakar, terbakar



U

uhur : hati

ulak : kembali

ulang : jangan

ulu : kepala

uluan : pemimpin

ulubalang : hulubalang

uttung : untung, nasib

uttungan hu : nasibku



W

waluh : 1) delapan; 2) sejenis tumbuhan merambat (labu)



dimana tempat makan masakan simalungun : ija do parpanganan simalungun

sudah berapa anaknya : domma piga niombahmu

dimana alamat kalian : ija do nasiam tading

saya tidak bisa berbahasa simalungun : au lang hubotoh marsahap simalungun

apakah kalian datang ke pesta itu : roh do nasiam bani pesta ai

apakah kalian cinta kepada saya : marosuh do nasiam bakku



manDukkap=meNambal,

manDukkaphon=meNumpahkan.

madukkap=terTumpah



Asok marsahap :Hati2lah berbicara, pikirkan manfaat dan dampak dari perkataan.

Ada lagi yg menyebut :



1. Jaga pamangan

2.I dilat lobei bibir, dob ai marsahap