Budaya Simalungun (Tari Toping-Toping dan Tangis-Tangis)
Toping-toping
dan tangis tangis adalah jenis tarian tradisional dari suku Batak
Simalungun yang dilaksanakan pada acara duka cita di kalangan keluarga
Kerajaan. Toping-toping atau huda-huda ini terdiri dari 3 (tiga)m
bagian, bagian pertama yaitu huda-huda yang dibuat dari kain dan
memiliki paruh burung enggang yang menyerupai kepala burung enggang yang
konon menurut cerita orang tua bahwa burung enggang inilah yang akan
membawa roh yang telah meninggal untuk menghadap yang kuasa, bagian yang
kedua adalah manusia memakai topeng yang disebut topeng dalahi dan
topeng ini dipakai oleh kaum laki-laki dan wajah topeng juga menyerupai
wajah laki-laki dan kemudia topeng daboru dan yang memakai topeng ini
adalh perempuan karena topeng ini menyerupai wajah perempuan (daboru).
Pada tanggal 06 s/d 08 Agustus 2009 tepatnya di Kota Perdagangan
Pematang Siantar diadakan acara yang disebut dengan Pasta Rondang
Bintang, acara ini dilaksanakan secara rutin setiap tahunnya. Dalam
acara ini digelar berbagai kegiatan seni dan budaya diantaranya berbagai
jenias tari daerah Simalungun, Festival Lagu daerah, permainan
tradisional (Jelengkat atau enggrang) dan Festival Toping-toping dan
tangis-tangis.
Festival toping-toping dan tangis-tangis ini diadakan pada acara Pesta Rondang Bintang dengan tujuan untuk mengangkat dan mengembangkan kembali peranan toping-toping atau tangis-tangis yang biasanya dilaksanakan pada saat acara duka cita di daerah Simalungun. Pada Zaman dahulu penampilan huda-huda atau toping-toping dan tangis-tangis hanya dilaksanakan dikalangan keluarga kerajaan saja dan karena sekarang keberadaannya sudah tidak ada lagi, maka akan diaktifkan kembali dalam kehidupan sehari hari. Dari sekian lama Pesta Rondang Bintang dilaksanakan baru kali ini diadakan festival toping-toping dan tangis-tangis karena dari pengamatan dan pantauan dilapangan sudah sangat jarang dan biasanya acara ini juga dilaksanakan jika orang yang punya hajatan adalah orang yang sudah saur matua atau orang yang sudah lengkap anak, cucu dari masa tuanya.
Dengan keragaman budaya yang ada di Indonesia, tentanya kebudayaan ini sangatlah penting arti dan manfaatnya dimasa mendatang, oleh sebab itu diharapkan hendaklah kita dapat melestarikan budaya peninggalan nenek moyang kita yang diwariskan kepada kita dan anak cucu kita. Kalau ditinjau dari segi jenis tarian dan kebudayaan, tari toping-toping dan tangis-tangis ini tidak dapat kita jumpai dimanapun terkecuali di daerah Simalungun dan ini akan menjadi aset atau kekayaan budaya daerah Simalungun khususnya dan Sumatera Utara juga Indonesia pada umumnya, oleh sebab itu marilah kita menjaga dan mengembangkan kekayaan budaya yang kita miliki.
Festival toping-toping dan tangis-tangis ini diadakan pada acara Pesta Rondang Bintang dengan tujuan untuk mengangkat dan mengembangkan kembali peranan toping-toping atau tangis-tangis yang biasanya dilaksanakan pada saat acara duka cita di daerah Simalungun. Pada Zaman dahulu penampilan huda-huda atau toping-toping dan tangis-tangis hanya dilaksanakan dikalangan keluarga kerajaan saja dan karena sekarang keberadaannya sudah tidak ada lagi, maka akan diaktifkan kembali dalam kehidupan sehari hari. Dari sekian lama Pesta Rondang Bintang dilaksanakan baru kali ini diadakan festival toping-toping dan tangis-tangis karena dari pengamatan dan pantauan dilapangan sudah sangat jarang dan biasanya acara ini juga dilaksanakan jika orang yang punya hajatan adalah orang yang sudah saur matua atau orang yang sudah lengkap anak, cucu dari masa tuanya.
Dengan keragaman budaya yang ada di Indonesia, tentanya kebudayaan ini sangatlah penting arti dan manfaatnya dimasa mendatang, oleh sebab itu diharapkan hendaklah kita dapat melestarikan budaya peninggalan nenek moyang kita yang diwariskan kepada kita dan anak cucu kita. Kalau ditinjau dari segi jenis tarian dan kebudayaan, tari toping-toping dan tangis-tangis ini tidak dapat kita jumpai dimanapun terkecuali di daerah Simalungun dan ini akan menjadi aset atau kekayaan budaya daerah Simalungun khususnya dan Sumatera Utara juga Indonesia pada umumnya, oleh sebab itu marilah kita menjaga dan mengembangkan kekayaan budaya yang kita miliki.
0 komentar :
Posting Komentar