Sabtu, 07 Juni 2014

Ditemukan 20 Benda Peninggalan Sejarah Simalungun


Patung Pangulu Balang yang kondisinya telah rusak
Simalungun simantab.com – Komunitas Jejak Simalungun (KJS) mengklaim telah menemukan 20 benda berbagai bentuk yang dinilai merupakan benda peninggalan sejarah Simalungun.
Hal ini disampaikan Sutan Saragih, salah seorang anggota KJS, kepada Simantab, Jumat (26/07/2013), melalui seluler. Dia mengatakan, temuan terhadap 20 benda itu diperoleh dari berbagai tempat yang memiliki arti bagi bangsa Simalungun. Benda yang ditemukan secara keseluruhan merupakan benda yang berkaitan dengan budaya ataupun sejarah Simalungun.
“Ada berbagai jenis dan berbagai bentuk temuan itu diantaranya, patung Panglima Bongkok yang ditemukan di Tanah Jawa dan berbagai macam lainnya,” ucap Sutan.
Dijelaskan, benda itu disayangkan kondisinya telantar dan tidak terawat di berbagai tempat. Akibatnya dapat saja mengalami kerusakanm ataupun hilang karena perlakukan tangan – tangan jahil.
Contohn ya, temuan KJS pada tanggal 8 Mei 2012, terdapat tujuh buah patung pangulu balang lokasi di Dolok Malela, dengan kondisi tanpa pagar pelindung, atap pelindung dan plank cagar budaya. Parahnya, keadaan kepala patung tersebut telah patah dan mengalami kerusakan.
Lalu patung serupa temuan KJS, yang berada di Saribu Dolok, Kecamatan Dolok Panribuan, diperkirakan berjumlah tujuh buah berdampingan dengan bentuk lingkaran. Patung di tengah perladangan ini juga tidak terawat dan sama dengan temuan pada lokasi Dolok Malela tampa perlindungan dan tanda plank.
“Dengan keadaan barang – barang berharga milik Simalungun nantinya mampu “pembentuk” pemersatuan karakter budaya Simalungun. Kami berharap agar sudi kiranya pihak pihak terkait melakukan perawatan sebaik mungkin, dan dapat saja melalui stoakholder bersangkutan. Benda itu bisa saja menjadi borsak atau silsilah yang mampu menjadi ‘roh’ untuk Simalungun. Oleh karenanya diperlukan perawatan yang sungguh sungguh,” ucap Sutan.
Pemberlakukan terhadap benda peninggalan seperti ini, adalah suatu karya besar bentuk penghormatan bagi pendahulu, bagi para ‘Sipuka Huta’ dan bagi pencipta sejarah di Tano Habonaron Do Bona.
Menurutnya, sejauh ini KJS memang kerap mencari informasi infomasi guna pengembangan ilmu ataupun pemahaman bagi sejarah Simalungun. Ini dilakukan dengan melakukan penggalian – penggalian masukan ataupun apapun itu dan dimanapun.
“Kita rasakan memang ada kendala yang menghadang, untuk membuka “selimut terselubung” atas sejarah ataupun peninggalan Simalungun. Tetapi kita akan tetap mengambil peran demi kepentingan sejarah Simalungun, karena bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati sejarahnya,” ucap Sutan.
Dia juga menambahkan, beberapa item informasi yang belum mereka lakukan ekspedisi guna penggalian lebih dalam lagi dan terbentur di massalah financial, seperti untuk mengembangkan info situs Haranggaon Nagur yang masih ada di Desa Tenobe, Sipispis, Kabupaten Deli Serdang, dan batu makam kuno bermotif Simalungun Hindu di daerah Desa Sokur, Kecamatan Silau Kahean, Kabupaten Simalungun.(Hardy Daulay)

0 komentar :

Posting Komentar